TUGAS MINGGU 7 à
Manajemen Produksi
v Pengertian Proses Produksi
Kegiatan
utama yang bersangkutan dengan manajemen produksi adalah proses produksi.
Proses produksi adalah metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah
kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber-sumber antara lain
tenaga kerja, bahan-bahan, dana dan sumberdaya lain yang dibutuhkan.
Produksi
merupakan suatu sistem dan di dalamnya terkandung tiga unsur, yaitu input,
proses, dan output. Input dalam proses produksi terdiri atas
bahan baku/ bahan mentah, energi yang digunakan dan informasi yang diperlukan.
Proses merupakan kegiatan yang mengolah bahan, energi dan informasi perubahan
sehingga menjadi barang jadi. Output merupakan barang jadi sebagai hasil
yang dikehendaki.
Contoh
1 :
Proses
produksi emping melinjo
1. Kualitas
Emping Melinjo
Pembuatan
emping pada dasarnya adalah proses pemipihan biji melinjo tua. Hasil dari
proses pemipihan ini ada dua macam, yaitu emping tebal dan emping tipis. Emping
tebal dihasilkan dengan memukul melinjo tanpa cangkang 1-2 kali. Warna kuning
agak gelap dengan tingkat ketebalan dan kekeringan antara emping yang satu
berbeda, sehingga sebelum digoreng harus dilakukan penjemuran terlebih dahulu.
Namun terkadang tidak mengembang sempurna saat digoreng. Sedang emping tipis
diperoleh dengan memukul melinjo tanpa cangkang beberapa kali hingga ketebalan
tertentu, biasanya antara 0,5-1,5 mm. Warna kekuningan agak bening dengan
tingkat ketebalan dan kekeringan yang seragam. Jika digoreng akan mengembang
dengan baik.
2.
Peralatan yang Digunakan dalam Pembuatan Emping
Meninjo
-
Batu landasan atau yang biasa disebut umpak
Umpak digunakan
sebagai tempat/alas untuk memipihkan biji melinjo. Umpak biasanya memiliki
permukaan yang rata dan licin serta terbuat dari kayu seperti kayu mahoni dan
kayu sawo, tetapi ada juga umpak yang terbuat dari batu.. Umur ekonomis umpak
biasanya berkisar antara 7-8 tahun.
-
Palu/martil.
Martil digunakan untuk memecahkan cangkang/kulit keras serta memipihkan biji melinjo yang sudah disangrai. Martil tersebut terbuat dari besi baja. Ukuran berat martil bermacam-macam, mulai dari 1 kg, 1,5 kg, dan 2 kg bahkan ada yang sampai 3 kg.
Martil digunakan untuk memecahkan cangkang/kulit keras serta memipihkan biji melinjo yang sudah disangrai. Martil tersebut terbuat dari besi baja. Ukuran berat martil bermacam-macam, mulai dari 1 kg, 1,5 kg, dan 2 kg bahkan ada yang sampai 3 kg.
-
Sosok/kape.
Serok atau yang biasa disebut kape ini terbuat dari seng. Untuk memindahkan biji melinjo yang sudah dipipihkan di atas umpak ke anyaman bambu/rigen, maka digunakan serok/kape.
Serok atau yang biasa disebut kape ini terbuat dari seng. Untuk memindahkan biji melinjo yang sudah dipipihkan di atas umpak ke anyaman bambu/rigen, maka digunakan serok/kape.
- Wajan
Wajan digunakan untuk menyangrai biji melinjo. Wajan tersebut terbuat dari tanah liat.
Wajan digunakan untuk menyangrai biji melinjo. Wajan tersebut terbuat dari tanah liat.
- Serok
Serok yang digunakan untuk mengaduk-aduk dan mengangkat biji melinjo yang disangrai di wajan biasanya terbuat dari stainless steel atau tempurung kelapa agar tidak karatan. Serok memiliki bagian bawah yang berlubang-lubang.
Serok yang digunakan untuk mengaduk-aduk dan mengangkat biji melinjo yang disangrai di wajan biasanya terbuat dari stainless steel atau tempurung kelapa agar tidak karatan. Serok memiliki bagian bawah yang berlubang-lubang.
-
Anyaman bambu (rigen)
Anyaman bambu/rigen yang digunakan untuk menjemur emping yang telah dipipihkan
biasanya berukuran 70cm x 80cm dan 60cm x 120cm
Anyaman bambu/rigen yang digunakan untuk menjemur emping yang telah dipipihkan
biasanya berukuran 70cm x 80cm dan 60cm x 120cm
-
Tungku
Tungku yang digunakan sebagai pemanas untuk menyangrai biji melinjo terbuat dari batu bata dengan P x L x T = 20 x 25 x15 cm serta mempunyai umur ekonomis > 25 tahun.
Tungku yang digunakan sebagai pemanas untuk menyangrai biji melinjo terbuat dari batu bata dengan P x L x T = 20 x 25 x15 cm serta mempunyai umur ekonomis > 25 tahun.
- Mesin
pengepres kemasan
Mesin pengepres kemasan ada beberapa jenis, dari yang sederhana sampai yang modern untuk mengemas secara masal.
Mesin pengepres kemasan ada beberapa jenis, dari yang sederhana sampai yang modern untuk mengemas secara masal.
3.
Proses Pembuatan Emping Melinjo
Pembuataatan emping melinjo
memerlukan kesabaran untuk memperoleh hasil yang berkualitas. Tenaga kerja
produksi, yang sering disebut pengrajin, umumnya adalah perempuan, yang biasanya
berumur paruh baya (ibu-ibu). Tidak ada kualifikasi khusus yang diperlukan
dalam industri emping. Keahlian membuat emping biasanya didapatkan dari
turun-temurun. Bagi pengrajin emping, pekerjaan membuat emping merupakan
pekerjaan sampingan dari pekerjaan utamanya yaitu bertani. Untuk menghasilkan
emping yang berkualitas baik diperlukan bahan baku yang berkualitas. Biji
melinjo yang berkualitas baik adalah biji melinjo yang sudah tua, yang secara
fisik dapat diketahui dari kulit luar yang berwarna merah dan relatif segar
(tidak disimpan terlalu lama).
1. Buah melinjo di bersihkan dari daun
dan buah yang sudah matang Tahap pertama dalam pembuatan emping yaitu
pengupasan kulit luar biji melinjo. Kulit luar biji melinjo dikupas dengan
menggunakan pisau. Kulit luar biji melinjo ini dapat digunakan untuk sayuran.
2. Disangrai dengan pasir dan di aduk
aduk sampai warna kulit luarnya menjadi kecoklatan. Biji melinjo yang sudah
dikupas kulit luarnya dan sudah dikeringkan selama beberapa waktu seperti yang
telah disebutkan di atas, kemudian disangrai. Prosesnya yaitu: pertama tama,
wajan yang telah diisi pasir dipanaskan di atas tungku hingga panas pasirnya
merata. Jika pasirnya sudah panas, biji melinjo dimasukkan dan diaduk-aduk
bersama pasir hingga panasnya merata. Agar menghasilkan emping yang berkualitas
bagus (rasanya gurih dan warna empingnya bening) maka selama proses
penyangraian, waktunya tidak boleh terlalu cepat ataupun terlalu lama
dihasilkan akan berwarna putih keruh. Waktu yang ideal untuk proses
penyangraian ini biasanya ± 2 menit.
3. Setelah warna kecoklatan lalu di
pukul dengan batu atau alu hingga kulit yang keras terpecah biji melinjo yang
telah bersih di pukul pukul hingga tipis. Emping yang sudah ditata di atas
rigen kemudian dikeringkan. Proses pengeringan dilakukan dengan bantuan sinar
matahari. Biji melinjo yang sudah terkelupas cangkangnya langsung dipipihkan
dengan cara menggetok/memukul biji melinjo tersebut hingga rata dengan
menggunakan martil baja sebanyak 2-3 kali getok. Emping yang bagus adalah
emping yang permukaannya tipis dan tidak cepat. Jadi semakin tipis emping
tersebut, maka akan semakin bagus. Apabila ingin membuat emping ukuran yang
lebih besar, maka caranya dengan meletakkan secara berdekatan biji melinjo
pertama dengan biji melinjo berikutnya. Semakin besar ukuran yang diharapkan,
makin banyak biji melinjo yang dibutuhkan.
4. Proses selanjutnya adalah emping di
jemur sehingga kandungan air dalam emping berkurang. Emping yang telah
diangkat dari umpak, kemudian diletakkan di atas anyaman bambu/rigen. Peletakan
emping tersebut tidak boleh sembarangan, harus diatur sedemikian rupa agar
tidak saling bertumpuk (tidak tumpang tindih). Karena apabila saling
bertumpukan, maka akan sulit untuk mengangkatnya (apabila diangkat, empingnya
akan hancur).
5. Tahap Sortasi Penyotiran bertujuan
untuk memisahkan emping sesuai dengan kualitas. Kualitas fisik dinilai dari
keutuhan bentuk, kejernihan, kepipihan dan bau. Emping yang telah benar-benar
kering, kemudian disortir dahulu. Penyortiran emping tersebut dilakukan dengan
cara:
o Memisahkan emping yang utuh dari
yang pecah
o Memisahkan emping yang ada
bintik-bintik hitamnya.
o Memisahkan emping yang tebal dari
yang tipis
o
Memisahkan
emping yang berasal dari biji melinjo yang masih muda.
6. Pengemasan
Setelah emping-emping tersebut disortir berdasarkan kualitas lalau dilakukan pengemasan. Pengemasan dilakukan dengan menggunakan kemasan plastik dan atau karton, kemasan plastik biasanya sudah diberi label untuk yang akan dijual satuan. Emping dimasukkan ke kantong plastik dan ditimbang berat bersihnya (netto). Setelah itu barulah dipress dengan menggunakan mesin press. Ukuran kemasan kami mengunakan 0,5 kg dan 1 kg. Sementara untuk kemasan plasti yang dijual curah, biasanya dalam ukuran 5kg, 10 kg atau 15 kg. Emping-emping yang sudah dikemas tersebut sebaiknya disimpan di tempat yang sejuk dan kering. Kemasan karton digunakan untuk pengiriman produk ke tempat yang relatif jauh dan dalam jumlah besar/curah. Pemakaian kemasan karton bertujuan agar produk sampai di tempat tujuan dalam kondisi utuh dan baik.
Setelah emping-emping tersebut disortir berdasarkan kualitas lalau dilakukan pengemasan. Pengemasan dilakukan dengan menggunakan kemasan plastik dan atau karton, kemasan plastik biasanya sudah diberi label untuk yang akan dijual satuan. Emping dimasukkan ke kantong plastik dan ditimbang berat bersihnya (netto). Setelah itu barulah dipress dengan menggunakan mesin press. Ukuran kemasan kami mengunakan 0,5 kg dan 1 kg. Sementara untuk kemasan plasti yang dijual curah, biasanya dalam ukuran 5kg, 10 kg atau 15 kg. Emping-emping yang sudah dikemas tersebut sebaiknya disimpan di tempat yang sejuk dan kering. Kemasan karton digunakan untuk pengiriman produk ke tempat yang relatif jauh dan dalam jumlah besar/curah. Pemakaian kemasan karton bertujuan agar produk sampai di tempat tujuan dalam kondisi utuh dan baik.
Contoh 2 :
Proses produksi sepatu
1.
Cutting Process
Cutting process adalah proses pemotongan bahan baku
sebelum dibentuk menjadiupper sepatu. Bahan baku yang berupa kain atau pun
kulit (leather ) dipotongmembentuk pola-pola yang telah ditentukan sebelumnya.
Peralatan yang diperlukandalam proses ini menggunakan mesin potong (cutting
machine ) dan alat potong yang disebut
dengan cutting dies yang bentuk
dan ukurannya telah dibuat sesuai denganpola-pola potongan yang akan
dikerjakan.
2. Stitching/Sewing
Process
Pada proses ini pola-pola bahan baku yang telah dipotong
dicutting process kemudian dijahit yang kemudian dibentuk menjadi upper sepatu. Dalam proses penjahitan ini sangat banyak
membutuhkan waktu dalam pengerjaannya. Hal ini dikarenakan tingginya tingkat
kesulitan dalam menjahit dan juga butuh ketelitian yang sangat tinggi.
Potonganpola dijahit satu persatu sehingga membentuk upper sepatu yang selanjutnya disatukandi proses
perakitan.
3. Stockfit
Process
Proses ini adalah merupakan proses kerja yang
menggabungkan bagian-bagian dari
bottom sepatu, yaitu antara
midsole dan outsole sampai
terbentuk menjadi bottom sepatu.
Midsole yang berbahan dasar
phylon akan digabungkan dengan
outsole yang berbahan dasar karet (rubbersole ) dengan cara mengelem.
4. Assembling
Process
Pada bagian
inilah perakitan sepatu dikerjakan. Bagian-bagian sepatu yang masih
berupa upper dan bottom digabungkan hingga menjadi bentuk sepatu. Bagian
upper yang diproduksi dari divisi
stitching process sebelumnya dan
bagian bottom yang diproduksi
di divisi stockfit dirakit
dalam proses ini sampai membentuk sepasang sepatu.
5. Finishing
Divisi ini adalah ujung akhir dari semua proses produksi
yang dikerjakan. Sepatu yangsudah berhasil diproduksi dan telah melewati
pemeriksaan quality kemudian akan di-packing ke dalam dus karton
sepatu yang kemudian disimpan di gudang (warehouse) yang pada akhirnya siap dikirimkan untuk
dipasarkan.
Contoh 3 :
Proses produksi
teh
Produksi teh meliputi beberapa tahap
:
Pelayuan
Tujuan pelayuan
adalah untuk mengurangi kadar air daun teh hingga 70% (persentase ini
bervariasi dari satu wilayah dengan yang lain).
Daun teh
ditempatkan di atas loyang logam (wire mesh ) dalam ruangan (semacam
oven). Kemudian udara dialirkan untuk mengeringkannya secara keseluruhan.
Proses ini
memakan waktu 12 hingga 17 jam. Pada akhir pemrosesan daun teh menjadi layu dan
lunak sehingga mudah untuk dipilin.
Penggilingan
Daun teh ditempatkan
pada mesin penggiling, yang berputar secara horisontal terhadap meja
penggilingan. Proses ini membentuk daun teh menyerupai pilinan kawat. Selama
proses penggilingan daun teh juga menjadi pecah/rusak, yang mengawali proses
ketiga.
Sebagai pengganti
penggilingan yang lembut dan lebih tradisional, ada dua metode lain yang
digunakan, terutama dalam produksi teh hitam agar menjadi lebih halus, seperti
kategori daun hancur (fanning ) dan partikel kecil (dusting ).
Kategori ini biasanya diperuntukkan untuk produksi teh celup.
§
Metode
Produksi CTC :
CTC adalah
singkatan dari (crushing, tearing and curling ) penghancuran,
penyobekan, dan penggulungan. Daun yang telah dilayukan seringkali dipotong
hingga berukuran seragam dengan menggunakan mesin. Selanjutnya daun ditempatkan
dalam mesin CTC dimana mereka dihancurkan, dikoyak, dan digulung dengan proses
tunggal oleh penggulung logam. Ekstrak air sarinya ditampung dan ditambahkan
kembali ke daun.
Daun yang telah
hancur kemudian dioksidasi, dikeringkan dan disortir. Metode CTC terutama
digunakan di wilayah India.
§
Metode
LTP :
Metode ketiga
dalam produksi teh hitam adalah metode LTP, diberi nama sesuai dengan penemu
mesin, Lawrie Tea Processor . Pada metode ini, daun yang telah dilayukan
seringkali digolongkan berdasarkan mutunya sebelum diproses di mesin LTP. Di
sinilah proses perobekan daun yang sebenarnya dilakukan dengan menggunakan mata
pisau yang berputar dengan kecepatan tinggi. Selanjutnya diikuti dengan proses
oksidasi biasa, pengeringan dan proses penyortiran.
Oksidasi (fermentasi)
Ketika proses
penggilingan telah sempurna, daun teh ditempatkan dalam bak-bak atau diletakkan
diatas meja, sehingga enzim-enzim yang ada di dalam daun teh bersentuhan dengan
udara dan mulai teroksidasi. Hal inilah yang menghasilkan bau, warna, dan mutu
dari teh.
Pada proses ini
daun teh berubah warna dari hijau, menjadi coklat muda, lalu coklat tua, dan
perubahan warna daun ini terjadi pada temperatur 26 derajat.
Tahap ini
merupakan tahap kritis dalam menentukan rasa teh, jika oksidasi dibiarkan
terlalu lama, rasa akan berubah menjadi seperti busuk. Proses oksidasi memakan
waktu kurang lebih satu setengah sampai 2 jam.
Pengeringan
Untuk
menghentikan proses oksidasi, daun teh dilewatkan melalui pengering udara
panas. Proses ini mengurangi total kadar air hingga kira-kira 3% dan
menghentikan enzim. Oksidasi dihentikan pada proses ini, dan sekarang daun teh
yang sudah kering siap untuk disortir berdasarkan penggolongan kelasnya sebelum
pengemasan. Untuk penggolongan kelas, lihat file
Pengemasan
Daun teh pada
umumnya dikemas dalam kotak kayu yang besar dan siap untuk diekspor. Untuk
selanjutnya dapat dikemas dalam kemasan lebih kecil, teh celup, dan lain-lain.
v MANAJEMEN PRODUKSI
Pengertian
Manajemen Produksi
Manajemen Produksi yaitu kegiatan atau usaha yang
dilakukan untuk mencapai tujuan dengan menggunakan /koordinasi kegiatan orang
lain.
> Organisasi yaitu alat untuk mencapai tujuan dalam manajemen.
> Organisasi yaitu alat untuk mencapai tujuan dalam manajemen.
> Manajemen Produksi yaitu kegiatan untuk mengatur dan
mengkoordinasikan penggunaan sumber-sumber daya.
Perkembangan Manajemen Produksi
Manajemen produksi
berkembang pesat karena adanya factor :
§ Adanya
pembagian kerja (division of labour) dan spesialisasi
Agar produksi efektif dan
efisien, produsen hendaknya menggunakan metode ilmiah dan azas-azas manajemen.
Pembagian kerja memungkinkan dicapainya tingkat dan kualitas produksi yang
lebih baik bila disertai dengan pengolahan yang baik.dan akan mengurangi biaya
produksi sehingga dapat tercapainya tingkat produksi yang lebih tinggi.
§ Revolusi
Industri
Revolusi Industri merupakan
suatu peristiwa penggantian tenaga manusia dengan tenaga mesin. Revolusi itu
merupakan perubahan dan pembaharuan radikal dan cepat dibidang perdagangan,
industri, dan tekhnik di Eropa.
Perkembangan revolusi industri terlihat pada :
1. Bertambahnya penggunaan mesin
2. efisiensi produksi batu bara, besi, dan baja,
3. Pembangunan jalan kereta api,alat transportasi, dan komunikasi.
4. meluasnya system perbankan dan perkreditan.
Industialisasi ini meningkatkan pengolahan hasil produksi, sehingga membutuhkan kegiatan pemasaran.
- Perkembangan alat dan tekhnologi yang mencakup penggunaan computer
Sehingga pada banyak hal manajer produsi mengintegrasikan tekhnologi canggih kedalam bisnisnya.
- Perkembangan ilmu dan metode kerja yang mencakup metode ilmiah, hubungan antar manusia, dan model keputusan.
Perkembangan revolusi industri terlihat pada :
1. Bertambahnya penggunaan mesin
2. efisiensi produksi batu bara, besi, dan baja,
3. Pembangunan jalan kereta api,alat transportasi, dan komunikasi.
4. meluasnya system perbankan dan perkreditan.
Industialisasi ini meningkatkan pengolahan hasil produksi, sehingga membutuhkan kegiatan pemasaran.
- Perkembangan alat dan tekhnologi yang mencakup penggunaan computer
Sehingga pada banyak hal manajer produsi mengintegrasikan tekhnologi canggih kedalam bisnisnya.
- Perkembangan ilmu dan metode kerja yang mencakup metode ilmiah, hubungan antar manusia, dan model keputusan.
v PRODUKSI
Pengertian
produksi
Produksi adalah:
- suatu kegiatan atau proses yang mengubah masukan (input) menjadi keluaran (output).
- kegiatan yang menghasilkan barang, baik barang jadi, setengah jadi, barang industri, suku cadang maupun komponen-komponen penunjang.
- kegiatan yang berhubungan dengan usaha penciptaan dan penambahan kegunaan suatu barang atau jasa.
- suatu kegiatan atau proses yang mengubah masukan (input) menjadi keluaran (output).
- kegiatan yang menghasilkan barang, baik barang jadi, setengah jadi, barang industri, suku cadang maupun komponen-komponen penunjang.
- kegiatan yang berhubungan dengan usaha penciptaan dan penambahan kegunaan suatu barang atau jasa.
> Produksi diartikan sebagai suatu kegiatan yang mentransformasikan masukan(input) menjadi keluaran(output).
Fungsi Serta Sistem Produksi Dan Operasi
Fungsi Produksi dan Operasi
Berikut ini ada 4 fungsi terpenting dalam poduksi dan operasi
1. Proses Pengolahan
2. Jasa-jasa penunjang
3. Perencanaan
4. Pengendalian /pengawasan
Jenis produksi dapat diklasifikasikan menurut perbedaan dalam proses-proses operasinya. Barang-barang produk berdasarkan apakah proses operasinya mengkombinasikan sumber daya atau dipecah menjadi beberapa bagian komponen
> Proses Pabrikasi Barang : Proses Analitis vs
Sintetis
Seluruh proses pabrikan dapat diklasifikasikan berdasarkan sifat analitis atau sintetis dari proses transformasi.
• Proses analitis: proses produksi yang menguraikan sumber-sumber daya menjadi komponen untuk menciptakan produk-produk jadi.
• Produksi sintetis : proses produksi yang mengkombinasikan bahan-bahan mentah untuk memproduksi suatu barang jadi.
> Proses jasa : Tingkat kontak dengan pelanggan
Satu cara mengklasifikasikan jasa adalah menanyakan apakah suatu jasa tertentu dapat diberikan tanpa pelanggan menjadi bagian dalam sistem produksi.
• Proses kontak tinggi: Tingkat kontak antara jasa dengan konsumen dimana konsumen menerima jasa sebagai bagian dari sistem. Misalnya jasa transportasi.
• Proses kontak rendah: tingkat kontak antara jasa dengan konsumen dimana konsumen tidak perlu menjadi bagian dari sistem dalam menerima jasa. Misalnya penyetoran giro di bank, nasabah tidak mengikuti proses perbankannya.
Proses Produksi dapat ditinjaui dari dua segi yaitu:
1. Kelangsungan Hidup
a. Produksi terus-menerus (Continuous Production)
Produksi terus menerus dilakukan sebagai proses untuk mengubah bentuk barang-barang. Dalam proses produksi ini, walaupun terjadi perubahan model, susunan dan fungsi alat-alat mesin yang dipakai tidak berubah. Misalnya penggergajian kayu mengubah balok menjadi papan, karet menjadi ban atau pun proses perakitan mobil, walaupun terjadi perubahan bentuk tetapi tidak mengubah susunan dan fungsi alat-alat mesin. Proses produksi ini menghasilkan produk yang standar (massal).
b. Produksi yang terputus-putus (Intermitten Production)
Proses produksi tidak terus menerus atau operasi seringkali terhenti guna mengubah alat-alat, pengaturan kembali alat-alat dan penyesuaian yang terus menerus diadakan sesuai dengan tuntutan produk yang akan dihasilkan. Proses produksi ini dilakukan berdasarkan pesanan yang sesuai dengan keperluan pemesan.
2. Teknik
a. Proses ekstraktif : suatu proses pengambilan langsung dari alam seperti kayu, perikanan, pertambangan.
b. Analitis : Proses memisahkan bahan-bahan seperti minyak mentah menjadi minyak bersih.
c. Proses Pengubahan: Proses perubahan bentuk seperti alat-alat rumah tangga.
d. Proses Sintetis: Proses mencampur dengan unsur-unsur lain seperti bahan-bahan kimia
Seluruh proses pabrikan dapat diklasifikasikan berdasarkan sifat analitis atau sintetis dari proses transformasi.
• Proses analitis: proses produksi yang menguraikan sumber-sumber daya menjadi komponen untuk menciptakan produk-produk jadi.
• Produksi sintetis : proses produksi yang mengkombinasikan bahan-bahan mentah untuk memproduksi suatu barang jadi.
> Proses jasa : Tingkat kontak dengan pelanggan
Satu cara mengklasifikasikan jasa adalah menanyakan apakah suatu jasa tertentu dapat diberikan tanpa pelanggan menjadi bagian dalam sistem produksi.
• Proses kontak tinggi: Tingkat kontak antara jasa dengan konsumen dimana konsumen menerima jasa sebagai bagian dari sistem. Misalnya jasa transportasi.
• Proses kontak rendah: tingkat kontak antara jasa dengan konsumen dimana konsumen tidak perlu menjadi bagian dari sistem dalam menerima jasa. Misalnya penyetoran giro di bank, nasabah tidak mengikuti proses perbankannya.
Proses Produksi dapat ditinjaui dari dua segi yaitu:
1. Kelangsungan Hidup
a. Produksi terus-menerus (Continuous Production)
Produksi terus menerus dilakukan sebagai proses untuk mengubah bentuk barang-barang. Dalam proses produksi ini, walaupun terjadi perubahan model, susunan dan fungsi alat-alat mesin yang dipakai tidak berubah. Misalnya penggergajian kayu mengubah balok menjadi papan, karet menjadi ban atau pun proses perakitan mobil, walaupun terjadi perubahan bentuk tetapi tidak mengubah susunan dan fungsi alat-alat mesin. Proses produksi ini menghasilkan produk yang standar (massal).
b. Produksi yang terputus-putus (Intermitten Production)
Proses produksi tidak terus menerus atau operasi seringkali terhenti guna mengubah alat-alat, pengaturan kembali alat-alat dan penyesuaian yang terus menerus diadakan sesuai dengan tuntutan produk yang akan dihasilkan. Proses produksi ini dilakukan berdasarkan pesanan yang sesuai dengan keperluan pemesan.
2. Teknik
a. Proses ekstraktif : suatu proses pengambilan langsung dari alam seperti kayu, perikanan, pertambangan.
b. Analitis : Proses memisahkan bahan-bahan seperti minyak mentah menjadi minyak bersih.
c. Proses Pengubahan: Proses perubahan bentuk seperti alat-alat rumah tangga.
d. Proses Sintetis: Proses mencampur dengan unsur-unsur lain seperti bahan-bahan kimia
v Pengambilan Keputusan Dalam
Manajemen Produksi
Dilihat dari kondisi keputusan yang harus diambil,
dibedakan menjadi:
1. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang pasti
2. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang mengandung resiko
3. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang tidak pasti
4. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang timbul karena pertentangan dengan keadaan lain.
1. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang pasti
2. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang mengandung resiko
3. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang tidak pasti
4. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang timbul karena pertentangan dengan keadaan lain.
Bidang Produksi Mempunyai 5 Tanggung Jawab keputusan Utama, yaitu :
1. Proses
2. Kapasitas
3. Persediaan
4. Tenaga Kerja
5. Mutu/Kualitas
6. Ruang Lingkup Manajemen Produksi
Ruang lingkup manajemen produksi:
1. Perencanaan system produksi
2. Perencanaan operasi dan system pengendalian
2. Perencanaan operasi dan system pengendalian
Penambahan dan perancangan sistem produksi meliputi :
1. Seleksi dan desain hasil produksi
2. seleksi dan perancangan proses serta peralatan
3. Pemilihan lokasi perusahaan serta unit produksi
4. rancangan tata letak dan arus kerja
5. Rancangan tugas
6. Strategi produksi dan operasi serta pemilihan kapasitas
1. Seleksi dan desain hasil produksi
2. seleksi dan perancangan proses serta peralatan
3. Pemilihan lokasi perusahaan serta unit produksi
4. rancangan tata letak dan arus kerja
5. Rancangan tugas
6. Strategi produksi dan operasi serta pemilihan kapasitas
Pemilihan Lokasi Pabrik Penentuan atau pemilihan lokasi pabrik adalah penting, karena mempengaruhi kedudukan perusahaan dalam persaingan, dan kelangsungan hidupnya. Penentuan lokasi pabrik juga harus mempertimbangkan kemungkinan ekspansi.
Tujuan Perencanaan Lokasi Pabrik
Tujuannya adalah agar perusahaan dapat beroperasi dengan lancar, efektif dan efisien. Penentuan lokasi memperhatikan faktor biaya produksi & biaya distribusi barang yang dihasilkan & faktor lokasi sangat penting untuk menurunkan biaya operasi.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Lokasi Pabrik :
Faktor utama :
>Lingkungan masyarakat
> Kedekatan dengan pasar
> Tenaga kerja
> Kedekatan dengan bahan mentah dari pemasok
> Fasilitas dan biaya transportasi
> Sumberdaya alam lainnya
Faktor sekunder
> Harga tanah
> Dominasi masyarakat
> Peraturan tenaga kerja
> Rencana tata ruang
> Kedekatan dengan lokasi pabrik pesaing
> Tingkat pajak
> Cuaca/iklim
> Keamanan
> Peraturan lingkungan hidup
Perangkap Dalam Pemilihan Lokasi
> Lokasi sulit mendapatkan tenaga kerja .
> Lokasi dengan harga tanah murah, tetapi kondisinya jelek sehingga perlu biaya mahal untuk membuat pondasi.
> Lokasi diluar kota dengan harga murah, tetapi fasilitas prasarana jalan dan saran transportasi belum dibangun.
> Lokasi di sekitar pemukiman dan sulit membuang limbah.
Tahap Pemlihan Lokasi Pabrik
* Melihat kemungkinan beberapa alternatif daerah yang akan dipilih.
* Melihat pengalaman orang lain dan pengalaman sendiri untuk menentukan lokasi pabrik.
* Mempertimbangkan dan menilai alternatif pilihan yang menguntungkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar