MASALAH POKOK PEREKONOMIAN INDONESIA
Ada Beberapa permasalahan ekonomi Indonesia
Beberapa permasalahan ekonomi Indonesia yang
masih muncul saat ini dijadikan fokus program ekonomi 2008-2009 yang tertuang
dalam Inpres Nomor 5 tahun 2008 yang memuat berbagai kebijakan ekonomi yang
menjadi target Pemerintah yang dapat dikelompokkan ke dalam 8 bidang yaitu:
1. Investasi
2. ekonomi
makro dan keuangan
3. ketahanan
energi
4. sumber
daya alam, lingkungan dan pertanian
5. pemberdayaan
usaha mikro kecil dan menengah (UMKM)
6. pelaksanaan
komitmen masyarakat ekonomi ASEAN
7. Infrastruktur
8. ketenagakerjaan
dan ketransmigrasian
Dari skian banyak masalah perekonomian yang dapat mewujudkan target pemerintah diatas dapat dikelompokan menjadi masalah yang paling pokok karena dampaknya yang meluas yaitu tentang permasalahan Ketenagakerjaan yang melingkupi tingginya jumlah Pengangguran dan tingginya tingkat Inflasi yang terjadi di Indonesia merupakan hal yang mendasari semua permasalahan – permasalahan social di Indonesia.
1. Pengangguran
Pengangguran
adalah seseorang yang tergolong angkatan kerja dan ingin mendapat pekerjaan
tetapi belum dapat memperolehnya. Masalah pengangguran yang menyebabkan tingkat
pendapatan nasional dan tingkat kemakmuran masyarakat tidak mencapai potensi
maksimal yaitu masalah pokok makro ekonomi yang paling utama.
v Dua
Dasar Utama Klasifikasi Pengangguran
§ Pendekatan
Angkatan Kerja (Labour Force Approach)
§ Pendekatan
Pemanfaatan Tenaga Kerja (Labour Utilization Approach)
v Macam-macam
angkatan kerja
Pengangguran sering diartikan sebagai angkatan kerja
yang belum bekerja atau tidak bekerja secara optimal. Berdasarkan pengertian
diatas, maka angkatan kerja dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu :
1. Menganggur
(Unemployed) yaitu mereka yang sama sekali tidak
bekerja atau sedang mencari pekerjaan. Kelompok ini sering disebut juga
pengangguran terbuka (open Unemployment). Berdasarkan kelompok ini, tingkat
pengguran di Indonesia umumnya relative rendah, yaitu 3% – 5% per tahun.
2. Setengah
Menganggur (Underemployed) yaitu
mereka yang bekerja, tetapi belum dimanfaatkan secara penuh. Artinya, jam kerja
mereka dalam sminggu kurang dari 35 jam. Berdasarkan kelompok ini, tingkat
pengangguran di Indonesia relative tinggi, karena angkanya berkisar 35% per
tahun.
3. Bekerja
penuh (Employed) yaitu
orang – orang yang bekerja penuh atau jam kerjanya mencapai 35 jam per minggu.
v Jenis
– Jenis Pengangguran
1. Pengangguran
Friksional (Frictional Unemployment)
Adalah
pengangguran yang muncul akibat adanya ketidaksesuaian antara pemberi kerja dan
pencari kerja. Pengangguran ini sering disebut pengangguran sukarela.
2. Pengangguran
Struktural (Struktural Unemployment)
Adalah
pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi
dalam jangka panjang. Pengangguran struktuiral bisa diakibatkan oleh beberapa
kemungkinan, seperti :
Akibat
permintaan berkurang, Akibat kemajuan dan penggunaan teknologi
& Akibat kebijakan pemerintah.
3. Pengangguran
Siklus
Adalah
pengangguran yang diakibatkan oleh menurunnya kegiatan perekonomian (karena
terjadi resesi). Pengangguran siklus disebabkan oleh kurangnya permintaan
masyarakat (aggrerat demand).
4. Pengangguran
Konjungtural (Cycle Unemployment)
Adalah
pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan gelombang (naik-turunnya)
kehidupan perekonomian/siklus ekonomi.
5. Pengangguran
Musiman
Adalah
pengangguran yang muncul akibat pergantian musim misalnya pergantian musim
tanam ke musim panen.
6. Pengangguran
Teknologi
Adalah
pengangguran yang terjadi akibat perubahan atau penggantian tenaga manusia
menjadi tenaga mesin
7. Pengangguran
Struktual
Adalah
pengangguran yang menganggur akibat imbas naik turun siklus ekonomi sehingga
permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada penawaran kerja.
v Sebab-Sebab
Terjadinya Pengganguran :
1. Jumlah
penduduk yang tidak sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang ada.
2. Perkembangan
inovasi teknologi informasi yang canggih menyebabkan berkurangnya penyerapan
SDM.
3. Persaingan
era globalisasi yang ketat membutuhkan SDM yang berkualitas baik IQ maupun EQ
dengan standart kerja yang berlaku.
4. Gengsi
yang tinggi terhadap pekerjaan yang ditawarkan.
5. Takut
menghadapi resiko kerja/usaha, takut gagal.
6. Malasnya
calon pekerja masuk lapangan pekerjaan yang ada karena memilih pekerjaan yang
cocok sesuai minat dan besarnya gaji yang diharapkan.
v Dampak-Dampak
Dari Pengangguran
1. Pendapatan
Nasiomal Riil (nyata) yang dicapai oleh masyarakat lebih rendah dari pada
pendapatan potensial (pendapatan yang seharusnya). Sehingga kemakmuran yang
dicapai masyarakat pun lebih rendah.
2. Pengangguran
menyebabkan kegiatan perekonomian menurun sehingga kegiatan pembangunan pun
akan terus menurun.
3. Tingkat
kemakmuran yang dapat dinikmati masyarakat lebih rendah daripada tingkat
kemakmuran yang mungkin dicapainya.
4. Berkurangnya
investor untuk melakukan perluasan dan pendirian industri baru. Sehingga,
tingkat investasi turun sehingga pertumbuhan ekonomi pun tidak meningkat.
5. Menambah
beban pengeluaran negara.
6. Menimbulkan
ketidak stabilan politik
7. Jumlah
penduduk miskin semakin bertambah yang berarti beban pemerintah dalam upaya
pengentasan kemiskinan kian terasa berat
8. Meningkatnya
tindak kriminalitas yang akan meresahkan masyarakat
9. Dapat
menyebabkan kehilangan kepercayaan diri dan menimbulkan perselisihan dalam
keluarga
v Upaya
Mengatasi Pengangguran
Untuk
dapat mengatasi masalah penganguran, hal yang dapat dilakukan adalah:
1. Meningkatkan
mobilitas modal dan tenaga kerja
2. Memberikan
informasi yang cepat jika ada lowongan pekerjaan disektor lain
3. Mengembangkan
usaha mandiri dan usaha kecil
4. Melakukan
pelatihan dibidang keterampilan lain,untuk memanfaatkan waktu hingga musimm
tertentu
5. Mengintensifkan
program keluarga berencana
6. Mengadakan
program transmigrasi
7. Meningkatkan
kualitas tenga kerja
8. Memberikan
kemudahan pada investor baru untuk mendirikan industri baru
9. Mendorong
majunya pendidikan
10. Memperbanyak
industri padat karya
2. Inflasi
Inflasi dan perekonomian Indonesia sangat saling
berkaitan. Apabila tingkat inflasi tinggi, sudah dipastikan akan mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi, dimana akan melambatnya laju pertumbuhan ekonomi.
v Berdasarkan tingkat keparahannya inflasi juga dapat
dibedakan menjadi:
1. Inflasi
ringan (kurang dari 10% / tahun)
2. Inflasi
sedang (antara 10% sampai 30% / tahun)
3. Inflasi
berat (antara 30% sampai 100% / tahun)
4. Hiperinflasi
(lebih dari 100% / tahun)
v Dampak
Postif Inflasi
1. Peredaran
/ perputaran barang lebih cepat.
2. Produksi
barang-barang bertambah, karena keuntungan pengusaha bertambah.
3. Kesempatan
kerja bertambah, karena terjadi tambahan investasi.
4. Pendapatan
nominal bertambah, tetapi riil berkurang, karena kenaikanpendapatan kecil.
v Dampak
Negatif Inflasi
1. Harga
barang-barang dan jasa naik.
2. Nilai
dan kepercayaan terhadap uang akan turun atau berkurang.
3. Menimbulkan
tindakan spekulasi.
4. Banyak
proyek pembangunan macet atau terlantar.
5. Kesadaran
menabung masyarakat berkurang.
v Pihak
Yang Diuntungkan Dengan Adanya Inflasi :
1. Para
Pengusaha
Yang
pada saat sebelum terjadinya inflasi, telah memiliki stock/persediaan produksi
barang yang siap dijual dalam jumlah besar.
2. Para
Pedagang
Yang
dengan terjadinya inflasi menggunakan kesempatan memainkan harga barang. Cara
yang dipakai adalah dengan menaikkan harga, karena ingin mendapatkan laba/keuntungan
yang besar.
3. Para
Spekulan
Yaitu
orang-orang atau badan usaha yang mengadakan spekulasi, dengan cara menimbun
barang sebanyak-banyaknya sebelum terjadinya inflasi dan menjualnya kembali
pada saat inflasi terjadi, sehingga terjadinya kenaikan harga sangat
menguntungkan mereka.
4. Para
Peminjam
Karena
pinjaman telah diambil sebelum harga barang-barang naik, sehingga nilai
riil-nya lebih tinggi daripada sesudah inflasi terjadi, tetapi peminjam
membayar kembali tetap sesuai dengan perjanjian yang dibuat sebelum terjadi
inflasi. Misalnya, para pengambil kredit KPR BTN sebelum inflasi yang
mengakibatkan harga bahan bangunan dan rumah KPR BTN naik, sedangkan jumlah
angsuran yang harus dibayar kepada BTN tetap tidak ikut dinaikkan.
v Pihak
Yang Dirugikan Dengan Adanya Inflasi
1. Para
Konsumen
Karena
harus membayar lebih mahal, sehingga barang yang diperoleh lebih sedikit jika
dibandingkan dengan sebelum terjadinya inflasi.
2. Mereka
Yang Berpenghasilan Tetap
Karena
dengan penghasilan tetap, naiknya harga barang-barang dan jasa, mengakibatkan
jumlah barang-barang dan jasa yang dapat dibeli menjadi lebih sedikit, sehingga
pendapatan nyata berkurang, sedangkan kenaikan penghasilan atau pendapatan pada
saat terjadi inflasi sulit diharapkan.
3. Para
Pemborong atau Kontraktor
Karena
harus mengeluarkan tambahan biaya agar dapat menutup pengeluaran-pengeluaran
yang diakibatkan terjadinya inflasi dan mengakibatkan berkurangnya keuntungan
yang diperoleh dari proyek yang dikerjakan.
4. Para
Pemberi Pinjaman/Kreditor
Karena
nilai riil dari pinjaman yang telah diberikan menjadi lebih kecil sebagai
akibat terjadinya inflasi. Misalnya, sebelum inflasi, pinjaman Rp 500.000,00 =
25 gram emas, sesudah inflasi = 20 gram emas.
5. Para
Penabung
Karena
pada saat inflasi bunga yang diperoleh dari tabungan dirasakan lebih kecil jika
dibandingkan dengan kenaikan harga yang terjadi. Di samping itu akibat naiknya
harga barang-barang dan jasa, nilai uang yang ditabung menjadi lebih
rendah/turun, jika dibandingkan dengan sebelum terjadi inflasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar